Friday, December 3, 2010

Sepinya senja


Jauh ke ufuk,anak mata ini merenung
Mengejar kaki langit,yang tiada penghujungnya,
Perasaan yang berpusar,fikiran yg berpinar-pinar,
Tenang,di belai sinaran mentari yg suram.

Ke tenggara,pulangnya sang burung,
Aku yang kerdil,hanya mampu tersenyum,
Seperti burung di angkasa,
Ingin ku seperti mereka,

Langkah kecil ku buka,
Dan tidak jauh ku berjalan,ku tecegat kaku,
Beban yg tersandang di bahu,lesap,
Terketar-ketar tangan ingin memetik, si bunga larangan,

Di taman sayang ini,
Aku hanya pemerhati,
Tidak berani bersuara,tidak berani ku gerak,
Aku bukanlah sesiapa,engkau lupa,aku hanya si pemerhati,

Sudah takdirnya oleh yang maha kuasa,
Sepanas relau,sedingin salju,terpaksa ku lalui,
Ku akur, menerima,
Mekarmu sayang di jambangan orang.

Seindah kunang-kunang,yg gembira menari,
Tidak seperti hati yg sedih tak terkendali,
Sebuah perasaan yang benar dan sahih,
Tidak bertempat lagi,di dunia fana ini,

Di hening malam,ku ditemani gelapnya,
Berbisik ku dengan sang bayu,
Pinta ku hanya satu sahaja,
Sampaikanlah puisi ini kepadanya..










No comments:

Post a Comment